Turnover Karyawan Adalah
Faktor Personal Karyawan
Faktor personal atau individu juga bisa menjadi penyebab meningkatnya turnover di sebuah perusahaan. Misalnya saja kurangnya kepuasan kerja, kapasitas skill yang dirasa tidak memadai dengan kebutuhan perusahaan dan alasan pribadi seperti akan menikah, pindah rumah atau ingin memulai bisnis sendiri juga bisa menjadi alasan seorang karyawan memutuskan keluar dari perusahaan tempatnya bekerja.
Meskipun hampir sebagian faktor individu ini tidak bisa dicegah karena berkaitan dengan masalah pribadi, namun sebagian lagi dapat dihindari dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi semua karyawan.
Employee turnover atau perputaran karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Seberapa lamanya seorang karyawan bertahan di sebuah perusahaan bisa juga menjadi indikator baik dan tidaknya lingkungan kerja perusahaan.
Mungkin jika hanya ada satu orang karyawan saja yang resign dalam waktu singkat atau di bawah satu tahun saja belum menjadi masalah yang serius. Namun, jika satu per satu karyawan mengundurkan diri dan terjadi secara terus-menerus, tentu ini menjadi sebuah masalah yang serius. Employee turnover yang tinggi bisa menjadi indikator ada bagian dari perusahaan yang tidak sehat. Jika masalah employee turnover ini sudah berada di level serius, tentu perusahaan harus menyikapinya dengan serius dan mengambil tindakan yang dapat mencegah dan mengatasi permasalahan employee turnover yang tinggi.
Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan
Menghitung tingkat turnover karyawan atau labor turnover rate dapat dianalisis dengan menggunakan dua metode; perhitungan satu tahun dan perhitungan masa kerja di bawah satu tahun. Mana yang lebih efektif? Keduanya efektif sesuai dengan kebutuhan analisis.
Jangan Pertahankan Karyawan yang Toxic
Tidak akan ada gunakan Anda memberikan gaji tinggi, fasilitas baik namun ada seorang karyawan yang meracuni yang lainnya untuk keluar dari perusahaan. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan, akan lebih baik jika Anda kehilangan karyawan yang memiliki sifat seperti ini.
Walaupun performanya baik, akan lebih baik jika Anda kehilangan dia daripada kehilangan separuh karyawan Anda.
Menanam Budaya dan Lingkungan Kerja yang Ramah Teknologi
Berbicara teknologi berarti berbicara tentang kemudahan. Membudayakan teknologi pada organisasi perusahaan termasuk dalam rangka memenuhi kebutuhan karyawan. Misalnya menggunakan software HR untuk kebutuhan kelola karyawan atau menggunakan pekerjaan administrasi lainnya dengan bantuan teknologi.
Contohnya saja menyediakan laptop pribadi untuk kebutuhan kerja. Bayangkan jika suatu saat ada krisis lingkungan atau pandemik, Anda tidak perlu lagi kebingungan terkait work from home karena karyawan telah dibekali dengan laptop kantor.
Hal lainnya adalah terkait employee self-service atau layanan mandiri karyawan. Hal ini tentu dapat meningkatkan kenyamanan kerja karyawan karena dapat memenuhi segala kebutuhan secara mandiri misalnya cuti, work from home, atau absensi sekalipun.
Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat
Hal lain yang juga perlu diperhatikan untuk mencegah peningkatan turnover karyawan adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Selain di dalam perusahaan, pastikan setiap karyawan mendapatkan keseimbangan yang baik antara kehidupan pekerjaan dan pribadi mereka masing-masing.
Jangan ragu meminta karyawan untuk mengambil cuti. Berikan waktu khusus bagi mereka untuk beristirahat secara berkala. Keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan keluarga akan mendorong karyawan tumbuh menjadi pribadi yang lebih produktif.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendukung lingkungan kerja yang lebih baik adalah lewat penyelenggaraan Employee Assistance Program atau EAP. EAP menyediakan dukungan kesehatan mental, emosional, dan pribadi kepada karyawan. Ini termasuk konseling, layanan kesehatan mental, dan sumber daya untuk mengatasi stres kerja dan masalah pribadi.
Dengan memfasilitasi akses terhadap bantuan ini, EAP membantu karyawan mengelola tekanan, meningkatkan kesejahteraan mental, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan sehat. Grome, sebagai salah satu penyedia layanan konseling online, siap membantu semua perusahaan di Indonesia untuk menyelenggarakan EAP yang berkualitas.
Berapa persen turnover yang baik?
Menurut perusahaan konsultan terkemuka Gallup, turnover rate karyawan sebaiknya tidak melebihi 10% dalam setahun. Namun, persentase ideal bisa berbeda antara satu industri dengan industri lain dan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Secara umum, industri dengan turnover karyawan yang tinggi adalah industri teknologi, jasa, dan ritel. Industri dengan turnover karyawan yang rendah adalah industri manufaktur, kesehatan, dan keuangan.
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti ukuran perusahaan, lokasi perusahaan, dan budaya perusahaan, dalam menentukan persentase turnover yang baik.
© 2018-2024, PT Clockster HRIS Indonesia
Mengapa Tingkat Turnover Karyawan Tinggi?
Banyak studi setuju bahwa penyebab turnover yang tinggi yaitu tawaran dari posisi baru di tempat lain yang lebih baik dalam 5 hal ini: gaji, waktu libur, benefit yang lebih baik, promosi, dan prospek dari bos yang lebih suportif.
Kemudian beberapa hal lain yang biasa menjadi alasan employee turnover termasuk hal-hal berikut:
Realita tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan kasus employee turnover sebenarnya bisa dihindari jika perusahaan punya kemauan untuk memberi kompensasi lebih secara keseluruhan, membuka peluang karir, fokus pada fleksibilitas, dan bisa mengatasi masalah seperti kinerja manajer yang tidak efektif ― dan mengambil aksi pasti ketika mereka mengalami atrasi yang lebih tinggi dari rata-rata dari satu departemen.
Menanam Budaya dan Lingkungan Kerja yang Ramah Teknologi
Jika kita membicarakan teknologi itu artinya kita membicarakan kemudahan. Membudayakan teknologi pada perusahaan adalah sebagai langkah untuk memenuhi keperluan karyawan. Seperti menggunakan teknologi pada aplikasi akuntansi untuk memenuhi bagian akuntan atau keuangan perusahaan dalam melakukan tugas nya.
Contoh lainnya adalah dengan menyediakan laptop pribadi untuk keperluan kerjanya. Terlebih lagi disaat pandemi atau krisis lingkungan seperti ini, Anda harus bisa membekali setiap karyawan dengan laptop kantor agar mereka tidak lagi kebingungan saat bekerja di rumah.
Baca juga: Warehouse Management System (WMS): Pengertian, Konsep dan Kelebihannya
Masuk keluarnya karyawan pada suatu perusahaan adalah hal yang sudah sangat umum terjadi. Tapi, bila hal tersebut sering sekali terjadi, maka akan memberikan dampak negatif untuk perusahaan. Untuk itu, pihak perusahaan harus bisa menurunkan angka employee turnover ini seminimal mungkin agar tidak terjadi kerugian yang lebih parah.
Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengelola keuangannya dengan rapi agar kerugian lainnya bisa ditekan. Nah, untuk membantu Anda sebagai seorang pebisnis untuk mengelola keuangan, Anda bisa menggunakan aplikasi akuntansi dari Accurate Online.
Accurate Online adalah aplikasi akuntansi yang memberikan berbagai fitur keuangan terlengkap untuk kebutuhan bisnis Anda, seperti laporan keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan moda, dll.
Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur lain yang mampu membantu manajemen perusahaan Anda, seperti fitur payroll, persedian, stock opname, dll.
Tertarik? Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Anda pasti sering mendengar istilah tingkat turnover karyawan. Namun apakah Anda memahami pengertian turnover karyawan? Secara singkat, turnover karyawan adalah proses keluar-masuknya karyawan di suatu perusahaan.
Aktivitas turnover karyawan itu sejatinya tidak bisa dihindari dan terbilang wajar. Bahkan cenderung menguntungkan perusahaan jika dilakukan dalam periode yang sewajarnya.
Lain cerita jika perusahaan terlalu sering gonta-ganti karyawan. Bisa-bisa perusahaan yang rugi.
Cara Menurunkan Tingkat Turnover Karyawan
Meskipun turnover adalah hal yang umum, perusahaan harus berupaya menjaga angkanya tetap rendah. Tingkat turnover yang tinggi dapat mengakibatkan dampak negatif. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi turnover dan mempertahankan retensi karyawan yang potensial. Bagaimana caranya?